Indahnya Berpuisi
Assalamualaikum W.Wb. Selamat datang diblog Pendidikan bahasa Indonesia, kali ini kami berbagi materi bahasa Indonesia kelas VIII pada bab VI, selamat membaca.
Menemukan Unsur-unsur Pembentuk Puisi
Pengertian Puisi
Puisi merupakan suatu bentuk dalam karya sastra yang berasal dari hasil suatu perasaan yang di ungkapankan oleh penyair dengan bahasa yang menggunakan irama, rima, matra, bait dan penyusunan lirik yang berisi makna.
Sebuah puisi lazimnya mementingkan akan bunyi, bentuk serta makna yang tercantum untuk disampaikan. keelokan pada puisi menjadi nilai estetika yang begitu indah
Unsur-unsur Puisi
Perhatikan teks berikut!
Hujan
Bulan Juni
oleh
Sapardi Djoko Damono
tak
ada yang lebih tabah
dari
hujan bulan Juni
dirahasiakannya
rintik rindunya
kepada
pohon berbunga itu
tak
ada yang lebih bijak
dari
hujan bulan Juni
dihapusnya
jejak-jejak kakinya
yang
ragu-ragu di jalan itu
tak
ada yang lebih arif
dari
hujan bulan Juni
dibiarkannya
yang tak terucapkan
diserap
akar pohon bunga itu
Teks
tersebut disebut puisi. Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapikiran
dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Puisi mengungkapkan
berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada sang
Khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja kamu jarangmenyadarinya
bahwa itu adalah puisi.Jika
hendak mengagungkan keindahan alam, kamu dapat menggunakanpilihan
kata yang khas. Kata-kata itu kamu pilih sehingga dapat mewakili danmemancarkan
keindahan alam yang kamu kagumi itu.
Perhatikan
pula cuplikan teks berikut!
Berdiri
aku di tepi pantai
Memandang
lepas ke tengah laut
Ombak
pulang memecah berderai
Ke
ribaan pasir rindu berpaut
Cuplikan
tersebut diambil dari puisi "Laut" karya Amal Hamzah. Jika dibaca,
cuplikan
puisi itu melukiskan keindahan laut dengan ombaknya yang memecah
pantai.
Keindahan seperti itu dapat pula kamu rasakan apabila kamu berdiri di
tepi
pantai. Kamu akan melihat ombak bergulung-gulung memecah tepi pantai,
bukan?
Pasir-pasir di tepi pantai itu laksana merindukan deburan ombak. Pasir-
pasirnya
tampak seperti berpegangan untuk kembali ke laut.
Perhatikan
contoh lainnya!
Hanyut
aku Tuhanku
Dalam
lautan kasih-Mu
Tuhan,
bawalah aku
Meninggi
ke langit ruhani.
Larik-larik
itu diambil dari puisi yang berjudul ”Tuhan” karya Bahrum
Rangkuti.
Puisi tersebut merupakan ekspresi kerinduan dan kegelisahan
penyair
untuk bertemu dengan sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahannya
itu
diungkapkan kata hanyut, kasih, meninggi, dan langit ruhani. Kata-kata
itu
menunjukkan
dalamnya cinta penyair kepada Tuhan.
Perhatikan
kembali teks pusi ”Hujan Bulan Juni”. Sebagaimana teks lainnya,teks
memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
a.
Majas dan Irama
Berbeda
dengan teks eksposisi, berita, ataupun teks lain yang telah kamu
pelajari
puisi merupakan teks yang mengutamakan majas dan mengutamakan
irama.
1)
Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk
menciptakan
kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk
menimbulkan
kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa
perbandingan,
pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.
2)
Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang.
Irama
berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang
pada
akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa,
marah,
rindu, dan bahagia.
Perhatikan,
misalnya, puisi ”Hujan Bulan Juni”.
a)
Terdapat dua majas yang dominan dalam puisi itu.
(1)
Majas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda-
benda
tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Dalam
puisi itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki
sikap
tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya dimiliki oleh
manusia.
(2)
Majas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam
baris
yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puis
itu
adalah tak ada yang lebih. Kata-kata itu berulang pada setiap
baitnya.
b)
Irama puisi itu harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan
dari
rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada kata-kata pujian yang
ditujukan
pada ”Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif.
b.
Penggunaan Kata-kata Konotasi
Kata
konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah
mengalami
penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan,
maupun
imajinasi, dan perasaan penyair.
Perhatikan
kembali puisi ”Hujan Bulan Juni”. Kata-kata yang bermakna
konotasi
dalam puisi tersebut sebagai berikut.
Kata
|
Makna
|
Dasar |
Tambahan
|
1.
Hujan
2.
Rintik
3. Pohon berbunga
4.
Jejak-jejak kaki
5.
Jalan
6.
Diserap
7.
Akar
|
Air
yang turun dari langit
Titik
percik air
Pohon yang memiliki bunga
Tapak
Tempat
untuk melintas
Masuk ke dalam liang kecil
Bagian terbawah dari pohon
|
Perbuatan
baik
Sesuatu
yang kecil, tetapi
banyak
Kehidupan yang baik, yang
menjanjikan
Pengalaman
hidup
Alur
kehidupan
Dimanfaatkan
Awal
kehidupan
|
Jenis-jenis Puisi
Pada
halaman sebelumnya kamu telah mendalami beberapa isi puisi, bukan?
Dengan
mendalami isinya, kamu dapat mengetahui pula bahwa puisi itu
ternyata
bermacam-macam. Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau
gagasannya,
memang puisi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni puisi
naratif,
puisi lirik, dan puisi deskriptif.
a.
Puisi Naratif
Puisi
naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi
ke
dalam beberapa macam, yaitu balada dan romansa.
Balada adalah
puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun
tokoh
pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie
karya
WS Rendra.
Romansa
adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang
berisi
kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. Rendra
juga
banyak menulis romansa. Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisahpetualangan
dengan judul ”Romance Perjalanan”. Kisah cinta ini dapat juga
berarti
cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi Ramadhan K.H.
b.
Puisi Lirik.
Jenis
puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegi, ode, dan
serenada.
Elegi
adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya "Elegi
Jakarta"
karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota
Jakarta.
Serenada
ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada"
berarti
nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak
menciptakan
serenada dalam Empat Kumpulan Sajak. Misalnya "Serenada
Hitam",
"Serenada Biru", "Serenada Merah Jambu", "Serenada
Ungu", "Serenada
Kelabu",
dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu melambangkan
sifat
nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa.
Ode
adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau
sesuatu
keadaan. Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang
dikagumi.
"Teratai" (karya Sanusi Pane), "Diponegoro" (karya Chairil
Anwar),
dan
"Ode buat Proklamator" (karya Leon Agusta) merupakan contoh ode yang
bagus.
c.
Puisi Deskriptif
Dalam
jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa,
benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya.
Puisi
yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misaInya satire dan puisi
yang
bersifat kritik sosial.
1)
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair
terhadap
suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan
keadaan
sebaliknya.
2)
Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan
penyair
terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara
membeberkan
kepincangan atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut.
Kesan
penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang
mengungkapkan
kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
Jendela
Sastra
Makna
Denotasi dan Konotasi
Pembagian
kedua jenis makna itu didasarkan ada dan tidaknya penambahan
pada
makna dasar suatu kata berdasarkan pikiran, kesan, atau tanggapan
pembicara
atau penulisnya.
a.
Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun
dari
makna asalnya.
b.
Makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan atau
pergeseran
dari makna asalnya. Ada tidaknya makna konotasi pada suatu
kata
dapat diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.
Perhatikan
tabel berikut!
Jenis
Makna
|
Contoh
Kata
|
Makna
|
denotasi
|
1.
ibu guru
2.
ibunya Amir
|
1.
perempuan yang
pekerjaannya
mengajar.
2.
perempuan yang
melahirkan
Amir
|
konotasi
|
3.
ibu kota
4.
ibu jari
|
3. pusat pemerintahan
4.
jari yang paling
besar,
jempol
|
Cara membacaPuisi yang baik
a.
Perhatikanlah judul puisi.
b. Lihatlah
kata-kata yang dominan.
c.Pahami makna-makna konotatif yang ada dalam puisi itu.
d.
Tangkaplah ide pokok penyair yang ada dalam puisi dengan
memparafrasakannya.
e.Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata,
frasa demi
frasa, larik demi larik, dan bait demi bait).
Setelah
itu, barulah kamu membacakan puisi itu dengan memperhatikan
kualitas
suara (vokalisasi) dan gerak mimik. Aspek suara berkenaan dan cara
mengucapkan
kata-kata dalam puisi itu, yaitu lafal, tekanan, dan intonasi.
Adapun
gerak mimik digunakan untuk menunjukkan ekspresi atas
penghayatan
dari puisi yang dibacakan. Dalam hal ini kualitas suara dan gerak
mimik
harus sesuai dengan makna puisi yang telah kamu selami sebelumnya.
a.
Ekspresi
Kamus
Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi seba
gai
pengungkapan
atau
proses menyatakan, memperlihatkan, atau menyatakan maksud, gagasan,
atau
perasaan. Ekspresi dapat pula diartikan sebagai pandangan air muka yang
memperlihatkan
perasaan seseorang. Dengan demikian, ketika membacakan
puisi,
kamu harus dapat mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu
puisi
melalui air muka secara tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias,
harapan,
dan semangat.
b.
Lafal
Lafal
berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Dalam membacakan
puisi,
huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan jelas. Jangan sampai
tertukar
dengan huruf ataupun kata-kata yang lainnya.
Misalnya,
kata jalang tidak tertukar dengan jelang, kata tetap tidak
sampai
terdengar
tatap, kata luka tidak terdengar lusa. Pasangan-pasangan kata
itu
memiliki
makna yang berbeda.
c.
Tekanan
Tekanan
berarti kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat. Tekanan
berfungsi
untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata yang lainnya.
Perhatikan
cuplikan puisi berikut!
Kalau
sampai waktuku
Kumau
tak seorang ‘kan merayu
Tidak
juga kau
Tak
perlu sedu-sedan itu
Aku
ini binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang
Kata-kata
yang bercetak tebal merupakan kata yang perlu mendapat
penekanan
kuat. Maksud dari kata-kata itu lebih jelas. Kata-kata itu lebih
memperoleh
penegasan daripada kata yang lain.
d.
Intonasi
Intonasi
adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan
peredaan
maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-macam intonasi, yakni
intonasi
berita, tanya, perintah, dan seru.
Perhatikan
kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan intonasi
yang
benar.
1)
Saya membaca puisi.
2)
Saya membaca puisi?
3)
Saya membaca puisi!
Ketiga
kalimat itu memiliki maksud atau fungsi yang berbeda, bukan?
Perbedaan
itu disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki
pengaruh
berbeda pada maksud suatu kalimat. Kamu harus benar di dalam
penggunaannya.
Pendengar pun bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan
jelas.
Demikian post kali ini, semoga bermanfaat.